Nasihat Daun
sumber |
Jadi, bagaimana kabar
daun yang kemarin jatuh dari pohonnya?
Apakah ia sudah bertemu
tanah terbaik?
Atau ia justru bernasib
malang dan terbuang bersama aliran malam yang buas?
Entahlah, maka dari itu
aku bertanya kepadamu, mata dari segala mata
Aku diberitahu, bahwa
ia sekarang sekarat, berujar dalam umpat dalam pepat
Menjadi layu dan
mengaduh, apakah kehidupan ini begitu kejam?
meninggalkanku bersama
air hujan yang mengurap pedih serta langkah manusia yang semakin menindih
akhirnya aku disini,
mati karena terdampar angin, dimanakah keadilan dari yang maha adil?
Akhirnya, daun naas itu
pun tersenyum sendiri
sambil memandangi pohon
yang dicintainya, rumah yang membesarkannya
Aku mencuri dengar dari
awan, mendapat kabar dari badai yang kemarin sore mampir bertemu
bahwa yang maha hidup
tak lagi menjadikannya hidup, malahan menjadikannya manfaat bagi kehidupan baru
Daun berwasiat dalam
kerat tubuhnya kepada semua yang menyaksikan
angin, kawannya paling
karib membacakan pesan terakhir
tersembunyi dalam secarik
tubuh daun, akhirnya ketemu dan ia mulai membaca dan membaca
suaranya lantang, namun
aku tak berhasil menangkap semua kata yang dihamburkan
wasiatnya berbunyi
“Janganlah kalian terlampau dekat dengan waktu, sebab ia kadang menipu
memperdaya dengan
lembut, sebaliknya berkawanlah dengan maut
mungkin tatapannya
penuh sengkarut dan takut, namun ialah sahabat sejati yang dikirimkan sang maha
hidup
ia makhluk paling
setia, menjemputmu kepada sang Pencipta
Komentar
Posting Komentar