Langkah Pagi

05:47pm, Sel 13-01-2015
Langkah Pagi

Tadi pagi, mulai kulangkahkan kaki ke sekolah.
Bersama matahari yang entah kemana, aku akhirnya sampai di sekolah.
Tempat yang (katanya) pusat pembelajaran ilmu, moral, serta logika.
Nyatanya hanya menjadi sarang kesenangan pemuda belaka.

Guru sudah tak pantas lagi dikatakan sebagai guru.
Totaliter dan adikuasa sudah menjelma sempurna.
Aku jadi teringat kata Gie " Guru bukanlah dewa, murid bukanlah kerbau".
Namun realitanya seperti itu, dan aku kembali menjalani sekolahku sebagaimana biasanya.

Bel pulang berbunyi lagi, pertanda berhamburannya ratusan pemuda dari "penjara" yang memuakkan.
Sempat terlintas olehku mengapa mereka seperti itu, lalu aku pun tersadar bahwa mereka disini karena keterpaksaan, tak ubahnya kambing yang digiring oleh penggembala.
 Dan aku pun kembali menuju rumahku untuk sekadar menghirup aroma kebebasan.

Jujur, aku punya ratusan teman disana, namun hanya segelintir yang kuanggap sebagai sahabat.
Tahukah kau kenapa?
Sore ini, kurasakan langit mulai mengutukiku dengan sumpah serapahnya.
Ah masa bodo, langit tetaplah langit yang lumpuh tanpa kuasa.

Komentar

Postingan Populer