Puisi untuk "Dia"


"Dia"

ya, dia, insan yang sekarang ada di benakku.
Dia memberi goresan warna di sanubari.
Ia melukiskan  kenangan indah di alam jiwa.
Tersirat sejuta makna dibalik senyumnya.

Dia, ya benar dia yg ada disana.
Hatiku terpesona dibuatnya.
Membuat diri ini dilanda asmara.
Hadirnya menggetarkan hasrat di jiwa.
Orang lain mungkin menganggapnya biasa, namun ia istimewa bagiku 

Ku tak tahu mengapa ia terlintas di alam pikirku.
Merasuki hati dan sanubari.
Hadirnya seolah menjadi oase dalam gersangnya lembah jiwa.
Menjadi pelipur dikala lara.

Tapi kini ia telah pergi.
Meninggalkan sang Arjuna ini sendiri.
Menghempaskan impian indah yang telah dirajut.
Membuat daku perlahan terhisap masuk dalam pusaran kesendirian yang menusuk.

Oh kasihku yang disana.
Tahukah kau jika aku tanpamu hanyalah insan hampa belaka, tanpa jiwa.
Maka kembalilah dalam dekapan diri ini.
Marilah kita menjalin tali asmara yang selama ini terputus.
Jika Shinta adalah belahan jiwa sang Rama.
Maka kuyakin dirimu lah belahan jiwaku.
09:01pm, Rb 11-12-2013

Komentar

Postingan Populer