Aku Tak Ingin Tiada
Aku Tak Ingin Tiada
Aku tak terpejam, malahan
melahap dunia melalui retina
Mentari tak ada, pun juga
senja belum dating menerkam cahaya
Bising dimana-mana, suara
suara orang dengan nafsu bekendara
Meringkik menggelepar,
mencari potongan angin untuk melesap di dada
Aku si tukang tidur,
kerjaannya menangkap dunia dalam kata
Dengan pena murahan
menelungkup, menari paling binal di kota Jakarta
Ada bunga mati menunggu
tangisan mega, ada juga yang hidup setengah raga
Akulah penonton paling
setia, menikmati parade kehidupan dari cakrawala
Aku hanya sekerat daging
berlapis kulit, terserah Kau mau menilai apa
Aku ingin menulis hinggga
waktu tandas tak bersisa
Orang bilang menulis adalah abadi dalam karya
Karena itu aku ingin jadi
hamparan kata, dipuja jiwa segala masa
Aku tak ingin tiada, malahan
selalu ingin meraja
Aku adalah kehendak Tuhan
yang selalu nyata !
Maka itu kenanglah, meski
ragaku tak lagi menjejak semesta
Maka itu bacalah! Biar ‘ku
tak punah berkalang tanah yang memaksa!
Jakarta, 6 Desember 2015
Komentar
Posting Komentar