Perjalanan (Mustahil) Menuju Omega
Perjalanan (Mustahil) Menuju Omega
04:27pm, Jum 20-02-2015
Naiklah kesini manisku, nanti akan kuberitahu kemana kita akan menuju
Sebentar lagi kita akan tinggalkan dunia ini.
Kita akan melesat bagai angin, secepat rudal buatan Soviet.
Sesaat lagi kita akan meninggalkan atmosfir busuk dunia manusia.
Melenggang bebas menuju angkasa raya yang penuh misteri.
Yang ada disini hanyalah ruang hampa, tanpa dusta dan derita manisku.
Setidaknya ini lebih baik daripada dunia yang kita tempati dulu.
Kencangkanlah sabuk pengamanmu manisku, karena kita akan melesat
lebih cepat dari cahaya yang menerangi kita.
Lihatlah ke sekelilingmu, manisku.
Kita sedang berada dalam deretan asteroid yang berbaris rapi di angkasa
Tak seperti manusia di dunia kita yang berjubel, merebutkan kehidupan yang sementara ini
Ayo kita teruskan perjalanan ini manisku,
karena jalan kita masih membentang jauh disana
Hampir saja kita tiada, manisku
Kalaulah Tuhan tidak bermurah hati pada kita, niscaya kita takkan bisa apa-apa.
Hampir saja kita menabrak bintang berekor diseberang sana
Hei lihatlah, cahayanya mengingatkanku akan betapa besar semangat dan angan manusia di dunia kita
Yang kadang bisa hancur berkeping-keping menabrak realita yang memilukan
Sudah lumayan lama kita di kapal angkasa ini.
Kita tak bawa apa-apa kesini, kecuali semangat yang membara
Setidaknya itu lebih dari cukup manisku.
Karena kita tak butuh pengganjal perut, hanyalah semangat yang mengekalkan kita disini
Galaksi tempat kita tinggal telah jauh disana manisku.
Hanya ada kau dan aku disini, di dalam kapal yang termakan karat, dipenuhi goresan batuan angkasa yang bahkan takkan pernah kita lihat.
Miliaran kilo telah terlibas dalam perjalanan kita
Rambut kita mulai memudar, raga kita mulai tak nyaman lagi digerakkan
Kurasa, tak penting seberapa jauh tujuan kita manisku.
Karena perjalanan kita (mungkin) mustahil.
Karena kita akan pergi ketempat Omega berada, Sang Pencipta kita berdua.
Yang penting Tuhan mempertemukan,mendekatkan,dan menyatukan kita manisku.
Aku bahagia menjadi pelarian bersamamu,
Aku bahagia kau (masih) percaya utopia yang kubuat selama ini.
Aku bahagia kau milikku manisku,
aku ingin kita mati bersama
Lebur dalam bintang, menyatu bersama semesta, meninggalkan dunia nyata.
Menuju hakikat yang sebenarnya.
Komentar
Posting Komentar