Mendung
"Mendung"
03:33pm, Jum 18-04-2014
Hujan hari ini singgah di kota ini.
Menyampaikan salam sapa kepada tiap jiwa yang sepi.
Gemercik airnya melantun merdu di bumi.
Menumbuhkan sejuta kehidupan di alam duniawi.
Namun, Ia datang tak sendiri kali ini.
Ia datang ditemani kegelapan dan guntur.
Mereka berbisik tentang insan yang ditinggal sendiri.
Suara mereka terdengar keras bergemuruh di cakrawala.
Dahulu ia dipenuhi bahagia.
Tatapannya memberi sejuta makna.
Ia biasa menyapa bintang dan rembulan dengan senyumnya.
Sungguh, ia makhluk paling beruntung di jagad raya.
Tapi kini, segalanya sirna.
Matanya nanar menatap meratapi biduk cintanya yang retak.
Tiada lagi oase pelipur lara baginya.
Ia terkungkung di dasar palung kemurungan hati yang menjebak.
Andai saja ia tak ditinggal sang kasihnya, tentulah ia tak merasakan nestapa, ujar mereka.
Yang ada hanya duka.
Yang ada hanya hati yang terluka.
Itu semua karena cinta.
Pemberian Sang maha kuasa.
03:33pm, Jum 18-04-2014
Hujan hari ini singgah di kota ini.
Menyampaikan salam sapa kepada tiap jiwa yang sepi.
Gemercik airnya melantun merdu di bumi.
Menumbuhkan sejuta kehidupan di alam duniawi.
Namun, Ia datang tak sendiri kali ini.
Ia datang ditemani kegelapan dan guntur.
Mereka berbisik tentang insan yang ditinggal sendiri.
Suara mereka terdengar keras bergemuruh di cakrawala.
Dahulu ia dipenuhi bahagia.
Tatapannya memberi sejuta makna.
Ia biasa menyapa bintang dan rembulan dengan senyumnya.
Sungguh, ia makhluk paling beruntung di jagad raya.
Tapi kini, segalanya sirna.
Matanya nanar menatap meratapi biduk cintanya yang retak.
Tiada lagi oase pelipur lara baginya.
Ia terkungkung di dasar palung kemurungan hati yang menjebak.
Andai saja ia tak ditinggal sang kasihnya, tentulah ia tak merasakan nestapa, ujar mereka.
Yang ada hanya duka.
Yang ada hanya hati yang terluka.
Itu semua karena cinta.
Pemberian Sang maha kuasa.
Komentar
Posting Komentar