"Cinta"
"Cinta"
Racun yang meresap di dada.
Kian hari kadarnya kian pekat terasa.
Merusak tiap jengkal hati ini.
Terjebak diri ini dalam candumu yang nyata.
Awalnya sukmaku bagai kanvas yang putih.
Tak setitikpun noda bersarang disana.
Namun tiba tiba ada hati yang melukis sukmaku.
Menggoreskan tinta asmara di kalam jiwa sang Arjuna.
Awalnya memang ku merasa terbang ke nirwana.
Indah nian lukisan di hatiku.
Sempurna sudahlah diriku dengan ini.
Tanpa ku sadari, lukisan yang indah itu membawa sejuta
kepedihan yang kentara.
Awalnya kucoba menghapusnya.
Namun, apa daya diriku.
Semakin ku hapus, semakin perih yang kurasa.
Akhirnya ku tahu, yang indah itu ternyata menyayatku hingga
berkeping keping.
Tapi tak apalah kurasa sakit ini, ini lebih baik ketimbang
ku tak merasakan apapun.
08:51pm, Sel 14-01-2014
Komentar
Posting Komentar