Ketua Kelas

Hari sudah menguning ketika kulewati
Stasiun sudirman dan karet yang basah
disiram harapan pekerja yang berjubel masuk
ke gerbong kereta yang lelah dan payah

Dibalik rel kereta ada pekerja yang sedari pagi bangun
Meninggalkan sarang tersayang, kasur dan bantal yang menggoda
Kemudian melindas lantai stasiun yang selalu disapu dari pikiran kotor dan sisa hari yang kelabu

Di sebelahku ada sepasang burung yang menemukan sarang baru
dan cukup nekat untuk menunjukkan kasih sayang
Kepada penumpang lain yang isi kepalanya beragam
Ada yang kelaparan mencari pelukan, ada yang kelelahan dalam merelakan

Seorang ketua kelas yang baik mestinya bisa
membaca keadaan, membuka pelajaran dengan doa dan karbon dioksida 
yang melayang bersama waktu

Tapi ini bukan kelas di sekolah dasar atau sekolah pertama
Ini adalah sekolah kehidupan, mengajarkan kepada semua dengan merata
Yang mengajarkan bagaimana berbalas rindu dengan sopan 
Dengan menjejerkan kalimat yang mewakili setiap detakan percakapan yang belum sempat disuarakan

Pukul enam dua puluh lima dan belum juga sampai
Mau sampai jam berapa sampai ke rumah yang sudah kangen
Pada penghuninya ini menunggu dari jendela yang terkunci dari suara
Yang melahirkan kecewa dan cemburu karena jarang diisi dengan harapan dan kelelahan setelah seharian berusaha

Komentar

Postingan Populer