Lilin

Lilin




Lilin mulai terbakar diujung senja rumahku
Asapnya mengepul kecil membentuk seuntai kata yang membayang, namun tak tereja dengan bahasaku yang sederhana
Lilin semakin pendek, dan pasti akan habis termakan masa yang tak terulang
Akhirnya semua akan kembali ke permulaan, menuju muara dengan pertanyaan yang selalu sama, siapakah yang akan membakar dirinya, menjadi suluh baru penerang malam kita yang panjang?


Berita televisi akhir-akhir ini semakin menyulut nurani
Kabar berkobar semakin liar, menuntut cerita baru yang seru
Pejabat terlilit korupsi, tercekat harta yang mengubur perut gendut mereka
Sementara banyak saudara kita tercekat asap,tak sedikit juga asap itu menerbangkan jiwa mereka

Di Jepang koruptor menangis menyesal kepada rakyat
Di Indonesia koruptor tersenyum saat diwawancara
Seperti kata Taufik Ismail : Di arab koruptor dipotong tangan
Di indonesia koruptor dipotong masa tahanan

Katanya kita adalah bangsa timur yang menjunjung nilai adab?
Katanya kita bermandikan keluhuran para pembesar negeri?
Apakah ini hanya sekedar katanya belaka?

Dahulu pemuda menjadi penggerak utama kemerdekaan republik ini
Hingga adanya sumpah pemuda, proklamasi, bahkan reformasi
Kita berhutang nafas kepada jiwa pemuda yang kini berpelukan dalam dekapan ibu pertiwi
Dan kita kini menjejak bumi yang pernah dibasuh darah yang tak bisa kembali,dan kau mungkin takkan menyadari

Sekarang kita menyekat diri kita sendiri dalam sebuah jaring : berpuas diri
Ironi memang, namun ini adalah kenyataannya
Bukannya aku menggurui, namun kita harus bergerak, tak bisa begini
Karena seperti kata Rendra : yang muda, yang berkarya


Komentar

Postingan Populer