Para Penyair

08:27pm, Rb 09-07-2014

                                        "Para Penyair"


Kala itu, kulihat awan bersembunyi dibalik senyuman bintang.
Tersamarkan dalam biasnya pelita sang bulan.
Kini, aku terdiam disini, bersama keangkuhan pohon yang menantang langit.
Aku termangu disini, tertahan dalam rasa sepi, suka dan benci.



Aku hanya salah satu penyair di dunia ini.
Yang terpojokkan, terbuang, dan akhirnya hilang.
Aku tak ingin berteman angan palsu belaka.
Aku tak mau begini, aku ingin rasa yang wujud.



Ku tahu, hidup hanyalah sekadarnya.
Kita muda, menua, dan akhirnya tiada.
Sudah kodratnya kita kembali ke tempatnya.
Tersungkur jatuh dalam eratnya pelukan sang kuasa.



Apakah aku tercipta untuk bersatu?
Namun, kulihat banyak jiwa jadi tumbal perselisihan.
Apakah aku tercipta untuk saling menolong?
Masih banyak langkah gontai menjerit, menjemput iba dari yang berpunya.



Apakah aku tercipta untuk menjadi jujur?
Sungguhpun beribu pendusta ulung merayap memangsa kemuliaan kehidupan.
Apakah aku tercipta untuk saling mengasihi?
Dengan kentara banyak hati yang bahkan pilih kasih.



Lantas untuk apa aku ada dalam hidup yang sekejap ini?
Seruan-seruan ini menyeruak dalam akalku.
Meminta agar terpuaskan dan terdamaikan.



Biarlah tak ada bahu untukku bersandar.
Toh pun masih lapang tempat bagiku bersujud.
Aku ingin mencurahkan tetesan harapku bersama redupnya bulan.
Aku ingin sang maha hidup memberiku arti kehidupan sebenarnya.

Komentar

Postingan Populer