Izinkan

"Izinkan"



Matahari, tak ada lagi yang bisa kau lakukan untuk mengusik hariku.
Karena kau telah kalah diantara bintang lainnya.
Semburat sinarmu telah tenggelam ditelan ufuk gulita.
Kau harus tahu, bulan telah menggantikanmu kali ini.


Kita hakekatnya hanyalah ketiadaan,ada dan kembali dalam tiada.
Dari segumpal darah lalu menjadi sesosok raga.
Terisi oleh rasa kehendak dari Sang Kuasa.
Yang menjadikan kita sempurna, raga berkalung kasih.


Ketahuilah, aku ingin mencintaimu dengan sederhana.
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan.
Yang menjadikannya tiada.
Aku tak perlu kasih muluk muluk, yang penting kau tahu itu.


Aku bukanlah awan yang tegak menantang di cakrawala.
Yang siap mencurahkan air mata kasih kehidupan dari Sang Maha Hidup.
Aku hanyalah tetesan embun di tengah kebun belaka.
Bias terbakar sinar mentari.


Tahukah kau,aku menambun rindu dalam genggaman tangan ini.
Aku mengandung rasa yang purba di dada, kian hari kian pekat kadarnya.
Tahukah kau, perih hati ini terasa, dan kau tak pernah tahu itu.
Aku menjerit, walau hanya suara lirih terdengar.
Tersamarkan dalam dinginnya semilir angin malam.


Aku mungkin merdeka, tapi terjajah.
Ya benar, terjajah dan tersekap dalam perasaan kasih dan rindu.
Aku ingin membunuh semua rasa itu, namun semuanya mustahil dilakukan.
Saat ini, aku hanya ingin bertitah kepadamu, hanya sebentar saja.
Sesungguhnya, aku mencintaimu, wahai kasihku.


09:59am, Sab 05-07-2014

Komentar

Postingan Populer