Bintang
"Bintang"
08:21pm, Rb 07-05-2014
Matahari kini enggan memberi cahayanya lagi.
Yang biasanya menyinari insan di alam fana.
Yang biasanya memberi esok yang pasti
Namun, kini hanya ada gulita yang kentara.
Kulihat sang surya termenung sepi.
Walapun sang bulan telah menghibur si empunya hati.
Ia bercerita tentang kekasihnya yang telah pergi.
Tak ayal jiwanya dipenuhi nelangsa diri.
Ku ingat, waktu itu sempat ada suara gaduh di atas cakrawala.
Ku dengar sang bintang dikuasai angkara murka.
Ia pergi mencapakkan sang surya begitu saja.
Tak terbersit secuilpun iba bagi kasihnya.
Kini hanya ada derita bagi sang surya.
Tak ada lagi gembira, apalagi cinta.
Deru tangisnya mendera seisi dunia.
Air matanya menghujani jagad raya.
Kabarnya sang bintang terlena buai rayu penuh nista.
Terbutakan dalam gelapnya kepalsuan rasa.
Hingga ia melupakan sang surya, kasihnya yang setia.
Yang mencintainya sepanjang masa.
Namun kini, sang bintang sadar dari mimpinya.
Ternyata ia bukan yang pertama bagi kasih barunya.
Justru, ia hanya jadi harem pelampiasan belaka.
Tak ada ruang samasekali di hati kasihnya.
Hatinya hancur, jiwanya merana.
Kian hari kadarnya kian menggila.
Ia telah membakar semua cinta dari sang surya.
Tinggalah kini ia merasakan karmanya.
Beruntunglah, masih ada kawan yang setia disisi.
Bulan pun berkisah tentang badai yang menerjang kalbu sang surya.
Ia terisak dengan tangisnya yang menjadi.
Mengingat ia lah yang menyemai duka di hati kasihnya.
Kuintip mereka dari bawah cakrawala.
Tersamar di antara selipan awan angkasa raya.
Kulihat mereka bertiga berjumpa lagi.
Dalam heningnya galaksi bima sakti.
Ku dengar sang bintang berkata " wahai cintaku, ampunilah kelancangan diriku.
Sejuta sesal menyertakan kehidupanku.
Itu semua karena aku menduakanmu.
Ku mohon kembalikan aku dalam pelukanmu.
Kulihat senyum tersirat dari diri sang surya.
Bagaikan Rama yang terpisah dari Shinta.
Ia kini menang dari peperangan melawan Rahwana.
Yang menyandera hati kasihnya.
Fajar menyingsing lagi di dunia ini
pertanda mereka telah bersua kembali.
Merangkai cinta di alam sanubari.
Kasih mereka abadi, sampai hari nanti
08:21pm, Rb 07-05-2014
Matahari kini enggan memberi cahayanya lagi.
Yang biasanya menyinari insan di alam fana.
Yang biasanya memberi esok yang pasti
Namun, kini hanya ada gulita yang kentara.
Kulihat sang surya termenung sepi.
Walapun sang bulan telah menghibur si empunya hati.
Ia bercerita tentang kekasihnya yang telah pergi.
Tak ayal jiwanya dipenuhi nelangsa diri.
Ku ingat, waktu itu sempat ada suara gaduh di atas cakrawala.
Ku dengar sang bintang dikuasai angkara murka.
Ia pergi mencapakkan sang surya begitu saja.
Tak terbersit secuilpun iba bagi kasihnya.
Kini hanya ada derita bagi sang surya.
Tak ada lagi gembira, apalagi cinta.
Deru tangisnya mendera seisi dunia.
Air matanya menghujani jagad raya.
Kabarnya sang bintang terlena buai rayu penuh nista.
Terbutakan dalam gelapnya kepalsuan rasa.
Hingga ia melupakan sang surya, kasihnya yang setia.
Yang mencintainya sepanjang masa.
Namun kini, sang bintang sadar dari mimpinya.
Ternyata ia bukan yang pertama bagi kasih barunya.
Justru, ia hanya jadi harem pelampiasan belaka.
Tak ada ruang samasekali di hati kasihnya.
Hatinya hancur, jiwanya merana.
Kian hari kadarnya kian menggila.
Ia telah membakar semua cinta dari sang surya.
Tinggalah kini ia merasakan karmanya.
Beruntunglah, masih ada kawan yang setia disisi.
Bulan pun berkisah tentang badai yang menerjang kalbu sang surya.
Ia terisak dengan tangisnya yang menjadi.
Mengingat ia lah yang menyemai duka di hati kasihnya.
Kuintip mereka dari bawah cakrawala.
Tersamar di antara selipan awan angkasa raya.
Kulihat mereka bertiga berjumpa lagi.
Dalam heningnya galaksi bima sakti.
Ku dengar sang bintang berkata " wahai cintaku, ampunilah kelancangan diriku.
Sejuta sesal menyertakan kehidupanku.
Itu semua karena aku menduakanmu.
Ku mohon kembalikan aku dalam pelukanmu.
Kulihat senyum tersirat dari diri sang surya.
Bagaikan Rama yang terpisah dari Shinta.
Ia kini menang dari peperangan melawan Rahwana.
Yang menyandera hati kasihnya.
Fajar menyingsing lagi di dunia ini
pertanda mereka telah bersua kembali.
Merangkai cinta di alam sanubari.
Kasih mereka abadi, sampai hari nanti
Komentar
Posting Komentar